Sebuah kabar santer yang beredar di  Rusia  mengatakan kalau sebenanya  pesawat MD-II milik maskapai  penerbangan  Zimbabwe, Avia Aviation yang  mengalami kecelakaan di  bandara Shanghai  Pudong, Cina tahun 2009 lalu  adalah pesawat carteran  CIA.
Pesawat  tersebut menurut dugaan  bukan jatuh karena  kecelakaan (sebagaimana  dikabarkan oleh media-media  Internasional),  tapi ditembak oleh Agen  Mossad Israel karena membawa  muatan virus fl
u  Babi  yang dapat bermutasi ke tubuh manusia. Mossad  menembak pesawat   tersebut untuk mencegah ancaman virus di dalamnya  terhadap salah satu   basis mereka di Asia Tengah yang terletak di negara  Kyrgyzstan.
Menurut   narasumber di Rusia, pesawat tersebut membawa  misi penyebaran virus  ke  pangkalan rahasia Israel yang terletak di  Kyrgyzstan, Asia tengah  yang  memperkejakan orang-orang Yahudi Ashkenazi  (Yahudi Ashkenazi  adalah  keturunan Yahudi terbanyak diantara orang-orang  Yahudi di  seluruh dunia  ).
Media cetak Cina menjelaskan kalau  pesawat  MD-II tersebut  dioperasikan oleh mantan perwira militer Inggris   bernama Andrew Smith.  Sedangkan para penumpang pesawat terdiri dari 7   orang, 3 anggota CIA  dan 4 orang kru dari Amerika Serikat, Indonesia,   Belgia dan Zimbabwe.
NAMRU 2  adalah  lembaga riset  biologi Amerika di Indonesia yang bekerjasama  dengan  Rockefeller  Institute Amerika. Lembaga tersebut memiliki  program  rahasia yang  dinamakan Viral Diseases Program (VDP), program  riset yang  meniliti  epidemologi virus demam berdarah, influenza,  ensefalitis, dan   rickettsioses. Lembaga tersebut diketuai oleh David  Rockefeller.NAMRU 2 sering dicurigai membawa misi rahasia Amerika, seperti mengembangkan senjata biologi pemusnah massal. Kecurigaan tersebut sangat berdasar mengingat pidato David Rockefeller saat ia berbicara di hadapan Komisi Trilateral Amerika pada bulan Juni tahun 1991 silam.
"Kami berterima kasih kepada harian Washington Post, harian New York Times, Time Magazine dan media cetak lainnya atas kebijaksanaan mereka mau menepati janji selama hampir empat puluh tahun ini. Kami sendiri tidak mungkin bisa mengembangkan rencana kami untuk dunia jika harus tunduk terhadap peraturan transparasi informasi. Namun saat ini fasilitas kami lebih canggih dan kami siap untuk mendukung Amerika."
Penggunaan pesawat untuk menyebarkan virus adalah strategi yang sering digunakan Amerika sebagaimana yang pernah dilaporkan oleh surat kabar Cina tahun lalu.
"26 Juni 2009, sebuah pesawat yang mencurigakan dipaksa mendarat di Pakistan. Pesawat bernomor penerbangan AN-124 milik Amerika tersebut mencoba mengubah tanda panggilan militer ke sipil sehingga memicu respons dari Komando Udara Pakistan dan memaksa pesawat tersebut mendarat di Mumbai, India. Sedangkan di Nigeria sebuah pesawat milik Amerika juga dipaksa mendarat oleh jet tempur Nigeria. Awak pesawat tersebut akhirnya ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kejadian lain terjadi di Ukraina. Sebuah pesawat misterius yang diduga milik Amerika tiba-tiba menyemprotkan cairan zat kimia tertentu di atas pemukiman penduduk yang dibantah oleh pihak berwenang Ukraina.
Seorang warga berani bersaksi membenarkan kejadian tersebut. Surat kabar lokal Kiev juga menerima ratusan laporan dari warga dan pemilik usaha di dekat tempat kejadian perkara mengenai penyemprotan tersebut.
Tapi pemerintah setempat justru seolah-seolah menutupi kasus tersebut. Mereka memaksa stasiun-stasiun radio di Kiev menghentikan laporan-laporan yang berhubungan dengan kejadian tersebut.
Setelah penyemprotan tersebut, secara tiba-tiba kasus mutasi virus flu babi marak di Ukraina. Banyak penduduk dilaporkan terinfeksi virus tersebut.
Sekitar 40.000 jiwa di Ukraina terinfeksi virus yang mirip dengan H1N1 atau flu babi. Menurut keterangan paramedis, virus yang menyerang Ukaraina tersebut lebih kuat dari virus H1N1 atau flu babi dengan proses mutasi yang lebih cepat ke tubuh manusia, mempengaruhi sistem paru-paru dan aliran darah, kemudian merusaknya."
Tidak berhenti di Ukraina saja. Kasus flu babi yang mengerikan tersebut menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) juga menimpa penduduk Perancis, Norwegia, Brazil, Cina, Jepang, Meksiko, Ukraina, dan Amerika Serikat sendiri yang jumlahnya mencapai 8.000 jiwa. Kabar terakhir dari Cina, virus mematikan tersebut juga dapat bermutasi ke tubuh anjing.
Dari peristiwa-peristiwa di berbagai belahan dunia tersebut, kebenaran mengungkap kesengajaan Amerika menyebarkan virus H1N1 atau flu babi sebagai pemusnah massal yang justru diabaikan banyak orang, bahkan dianggap sebagai lelucon, padahal mereka tidak tahu kalau pemusnahan telah direncanakan oleh para monster dan sekarang terus dilakukan. Mereka tidak tahu sama sekali kalau mereka telah ditipu oleh propaganda dan muslihat Amerika.
Kita hanya dapat berharap masyarakat dunia terbangun sebelum semua yang tidak diinginkan terjadi kepada mereka.
Artikel ini diterjemahkan dari situ forum badan pertahanan Pakistan www.defence.pk/forums(voa-islam/Selasa, 30 Mar 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar