sampaikanlah walau satu ayat

Minggu, 10 Oktober 2010

HATI-HATILAH KALIAN DARI ULAMA SU’

Segala puji hanya untuk Allah yang memuliakan islam dengan pertolonganNya, dan menghinakan kesyirikan dengan dengan kekuasaan-Nya. Ialah yang mengurus segala urusan dan memberi tangguh bagi orang-orang kafir dengan rencana-Nya. Shalawat dan salam kepada nabi junjungan Muhammad sallallahu alaihiwasallam yang telah menerangi islam dengan qur’an dan pedangnya.

Sesungguhnya para ulama adalah seperti bintang dilangit. Lewat tangan merekalah manusia mendapat petunjuk. Merekalah yang menjelaskan kepada ummat ini jalan petunjuk dan keistiqomahan di atas pentunjuk tersebut. Dengan merekalah ummat paham tentang jalan kejelekan dan cara menjauhinya. Mereka ibarat hujan yang turun pada tanah gersang sehingga menumbuhkan berbagai tumbuhan yang bermanfaat.

Akan tetapi setelah menyebarnya berbagai fitnah dan merebaknya racun-racun mematikan pada ummat, muncullah para ulama’ su’ yang menjual dinnya untuk dunianya. Kadang mereka lebih fasih dan lebih mudah untuk diterima penjelasannya. Bahkan metodenyapun juga berfariasi sehingga ummat banyak yang tertarik terhadap mereka. Ketertarikan itulah yang kemudian menjadikan mereka komitmen terhadap para ulama’ su’ tersebut padahal mereka pada hakekatnya di atas kesesatan. Tentang mereka ini, Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

يَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ رِجَالٌ يَخْتَلُونَ الدُّنْيَا بِالدِّينِ يَلْبَسُونَ لِلنَّاسِ جُلُودَ الضَّأْنِ مِنْ اللِّينِ أَلْسِنَتُهُمْ أَحْلَى مِنْ السُّكَّرِ وَقُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الذِّئَابِ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَبِي يَغْتَرُّونَ أَمْ عَلَيَّ يَجْتَرِئُونَ فَبِي حَلَفْتُ لَأَبْعَثَنَّ عَلَى أُولَئِكَ مِنْهُمْ فِتْنَةً تَدَعُ الْحَلِيمَ مِنْهُمْ حَيْرَانًا

“Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis dari gula namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan). Alloh berfirman, “Apakah dengan-Ku (kasih dan kesempatan yang Kuberikan) kalian tertipu ataukah kalian berani kepada-Ku. Demi Diriku, Aku bersumpah. Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka) sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.” (HR: Tirmidzi)

Ulama su’ adalah peringkat ulama yang paling rendah, paling buruk dan paling merugi. Semua itu dikarenakan ia mengajak kepada kejahatan dan kesesatan. Ia menyuguhkan keburukan dalam bentuk kebaikan. Ia menggambarkan kebatilan dengan gambar sebuah kebenaran. Ada kalanya, karena menjilat para penguasa dan orang-orang dzalim lainnya untuk mendapatkan kedudukan, pangkat, pengaruh, penghargaan atau apa saja dari perhiasan dunia yang ada di tangan mereka. Atau ada juga yang melakukan itu karena sengaja menentang Alloh Subahanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya demi menciptakan kerusakan di muka bumi ini. Mereka tidak lain adalah para khalifah syetan dan para wakil Dajjal.

Apa perbedaannya ?
Sebenarnya tidaklah sulit untuk membedakan antara ulama’ yang jujur dengan ulama su’ para pengekor penguasa. Ulama’ yang baik, entah mereka berada di tempat yang terpencil, atau di dalam penjara taghut dan tempat-tempat yang lain, kalian akan melihat mereka senantiasa komitmen terhadap diin ini. Tapi sebaliknya, kalian melihat para ulama’ su’ selalu menjual kehidupan akhirat untuk mendapatkan sedikit dari kehidupan dunia. Mereka nentiasa berada di pintu-pintu penguasa taghut. Sebagaimana perkataan hudzaifah radhiyallahu ‘anhu :

إِذَا رَأَيْتُمُ الْعَالِمَ بِبَابِ الْسُلْطَانِ فَاتَّهَمُوْا دِيْنَهُ، فَإِنَّهُمْ لاَ يَأْخُذُوْنَ مِنْ دُنْيَاهُمْ شَيْئاً أَخَذُوا مِنْ دِيْنِهِمْ ضِعْفَهُ

Jika kalian melihat seorang ‘alim berada di pintu penguasa, maka tertuduhlah dinnya. Maka tidaklah mereka [para ulama’] mengambil sebagian dari dunia mereka [penguasa], kecuali pera penguasa tersebut akan mengambil dari din mereka [ ulama’] secara sebanding.

Bagaimana kita tidak bisa membedakan antara seorang ulama’ yang sudah terbukti pengorbananya berupa kesempitan dan menghabiskan waktunya untuk berdakwah di jalan Allah Ta’ala; dengan seorang ulama’ yang dipenuhi dengan kenikmatan dan belum pernah diuji dengan berbagai kesempitan ?. Sungguh jauh berbeda.
Bagaimana kita bisa tsiqqoh pada mereka padahal mereka belum merasakan penjara, belum merasakan ketakutan karena dikejar oleh orang-orang kafir, dan mereka belum mendapatkan beban-beban berat dalam perjungan ?. padahal kita belum pernah mendapatkan para pengusung dakwah ini hidup nikmat, bahkan jalan ini dipenuhi dengan bau darah para pengusungnya.

Apakah kita pura-pura bodoh dengan kondisi imam Ahmad yang kehidupannya dipenuhi dengan ujian dan bala’ ?. padahal beliau bisa mengambil ruhshah untuk mengikuti penguasa dengan mengatakan bahwa alqur’an adalah makhluq. Akan tetapi beliau lebih senang mendapat ujian karena itu akan meningkatkan derajat di hadapan Allah Ta’ala.

Marilah kita merenungkan perkataan Imam Ibnu Taimiyah ketika beliau sedang diuji. Agar menjadi jelas bagi kita jalan para ulama’ yang sholih :
مَا يَفْعَلُ أَعْدَائِي بِي؟ أَنَا سِجْنِي خَلْوَةً، وَنَفْيِي سِيَاحَةً، وَقَتْلِي شَهَادَةً
Apa yang diperbuat musuh kepadaku, jika aku dipenjara, itu sebagai kholwah bagiku, jika aku diusir, itu sebagai plesir bagiku. Dan jika aku dibunuh, itu sebagai sahid.

Lihatlah wahai ihwah tentang sayyid qutub ketika beliau dipaksa untuk mencabut perkataannya dan permusuhannya dengan taghut ketika itu !. beliau berkata :

إِنَّ إِصْبَعُ السَبَابَةِ الذِي يَشْهَدُ لِلَّهِ بِالْوَحْدَانِيَةِ فِي الصَّلاَةِ لَيُرَفَّضَ أَنْ يَكْتُبَ حَرْفاً يُقِرُّ فِيْهِ حُكْمَ طَاغِيَةٍ

Sesungguhnya jari tulunjuk yang bersaksi pada Allah dengan mentauhidkan-Nyadalam shalat, tidaka akan mau untuk menulis satu hurufpun yang mengakui hokum taghut.

Inilah jalan para ulama’ yang jujur. Inilah jalan jalannya para nabi dan para penegak diin ini. Tidak ada jalan lain, kecuali jalan orang-orang yang jauh dari tuntunan nabinya.

Sikap kita
Sikap yang harus kita ambil sebagi pejuang Islam adalah sebagaimana yang disampaikan syaikh Abu Mus’ab as Syuri dalam da’wah al muqoowamah al islamiyah al ‘alamiyah, secara ringkas :

Pertama : mendukung penuh terhadap para ualam’ dan pemimpin jihad yang membela kebenaran dan membela berbagai kepentingan ummat.

Kedua : Merangkul orang-orang yang takut dan ada kemungkinan menjadi pendukung perjuangan ini dengan cara yang hikmah. Disamping itu juga berusaha untuk meluruskan ummat yang bengkok selama kebengkokan itu tidaklah menjadi manhaj mereka.

Ketiga : Menjauhi para ulama’ penguasa yang telah terjangkiti sifat kemunafikan dan menjadi pengkhianat din ini dengan tegas. Tentunya harus dengan hujjah yang kuat dan penjelasan yang tak terbantahkan.

Kita berdo’a pada Allah Ta’ala untuk mentsabatkan kita, ulama’ ulama’ kita dan para pejuang islam ini dalam menapaki jalan ini. Walaupun berat dan penuh dengan aral dan duri, tapi kita yakin bahwa kemenangan pasti ditangan Islam. Allah tidak mungkin membiarkan hambanya yang mukhlis dalam kekalahan. [ Amru ]

http://annajahsolo.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar